TOKO BUNGA CILACAP , Terletak di Kabupaten Cilacap, tepatnya di Kecamatan Adipala. Kecamatan Adipala menyimpan berbagai khasanah alam yang sangat indah diantaranya adalah Gunung Selok dan Gunung Srandil. Selok dan Srandil merupakan tempat wisata religius yang banyak didatangi wisatawan dan pejabat besar dari seluruh Indonesia. Diantaranya adalah mantan Presiden kita Soeharto.
TOKO BUNGA CILACAP kini hadir di Kota Adipala , kami juga hadir secara TOKO BUNGA ONLINE untuk melayani berbagi macam Pesanan bunga untuk dikirim di Seluruh kota di Area Jawa Tengah meliputi Toko Bunga Banyumas, Toko Bunga Purwokerto, Toko Bunga Banjarnegara, Toko Bunga Cilacap, Toko Bunga Gombong, Toko Bunga Kebumen, Toko Bunga Wonosobo, Toko Bunga semarang, anda membutuhkan bunga papan/stickwerk, bunga meja segar dan artificial, rangkaian buah, krans, salib, bunga standing, parcel.
Pelayanan Professional dan Layanan Pesanan Bunga 24 jam Full Time dengan anda mengirimkan data Pemesanan lewat SMS 082135341880 dan 081326136288 atau Via email metrijaya@gmail.com. Pembayaran Tranfer via BCA 4221260966 a/n Yusmanto.
Bagi Anda yang ingin mengetahui preview Gunung Selok,
TOKO BUNGA CILACAP menghadirkannya dari galeri kami :
1. GUNUNG SELOK
Hutan Gunung Selok terletak di Desa Karangbenda
Kecamatan Adipala Kabupaten Cilacap Jawa Tengah. Hutan itu berada pada
ketinggian 300 meter di atas pemukaan laut (dpl), sekitar 20 km
sebelah tenggara Kota Cilacap.
Di sana ada Gunung Selok yang kental dengan kharisma mistiknya.
Gunung kecil sekitar 10 km dari Toko Bunga Cilacap yang berhadapan
langsung dengan Pantai Selatan Jawa, kini menjadi wisata spiritual yang
dikelola Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyumas Timur.
Dari atas Gunung Selok, juga dapat melihat keindahan Samudera Hindia
yang membentang di sebelah selatan. Kawasan itu sudah puluhan tahun
menjadi pusat spiritual kejawen sekaligus beberapa kepercayaan. Tidak
hanya itu saja, di sana juga ada petilasan seorang Syeh untuk penganut
Islam Kejawen, agama Hindu, dan Budha. Meski beragam kepercayaan dan
idiologi, para jemaatnya bisa hidup berdampingan secara damai.
Begitu memasuki pintu gerbang arah Gunung Selok, dijumpai sebuah
bangunan Pura “Mandala Giri” untuk tempat persembahyangan penganut
Hindu. Kemudian menyusur jalan beraspal menembus hutan, dengan
kemiringan yang cukup tajam. Sampai pada tanah datar terdapat lima
pohon pinang (jambe). Di sebelahnya pohon jambe ada bangunan, dikenal
sebagai Pedepokan Jambe Lima atau Cemara Seta.
Dlam bangunan padepokan, ada dua makam, yang sangat dirawat, lengkap
dengan kelambu, karpet merah untuk duduk orang-orang yang akan ngalap
berkah. Di belakang makam terdapat lukisan cukup lebar, gambar, seorang
wanita cantik mengenakan kemben pakaian adat Jawa berselendang dengan
rambut terurai. Wanita tersebut konon adalah Nyi Roro Kidul sedang
berdiri di atas Laut Jawa. Dupa yang masih mengepul makin menguatkan
nuansa mistis dan angker.
Pengunjung yang datang bukan hanya masyarakat Cilacap, tapi juga dari
sejumlah wilayah di Jateng, Kebumen, Semarang hingga warga
Tasikmalaya, dan Ciamis Jawa Barat.
Di depan petilasan Jambe Lima terdapat bangunan komplek
persembahyangan atau Vihara untuk penganut Budha. Dikenal sebagai
Vihara Agung Shang Yang Jati, yang dipimpin seorang biksu Banthe
Dharma Teja asal Cilacap.
Pedepokan Agung tersebut berupa komplek bangunan yang didirikan di
atas ketinggian 200 mdpl. Ada lima bangunan untuk persembahyangan,
sebagai simbol rumah dewa. Seperti rumah Dewa Brahma Ci Men Fu lengkap
dengan patungnya. Dewa Bumi, Dewi Kwan Im dan Dewa Kwan Kong.
Pada Jumat atau Selasa Kliwon
pejiarah dari berbagai kota datang ke Vihara, termasuk para Biksu.
Bahkan Biksu dari Thailand pernah mengenjungi Bante. "Pada Jumat Kliwon
yang datang hingga 20 - 100 orang untuk bersembahyang di sini (Vihara).
Di komplek tersebut ada tempat ziarah makam Kiai Mahfud Abdurachman
(Kiai Somalangu). Untuk ngalap berkah penganut Islam Kejawen Gunung
Selok juga ada padepokan yang sengat terkenal, yakni padepokan Jambe
Pitu atau pertapaan Ampel Gading, berada di atas petilasan Jambe Lima,
menempati puncak paling tinggi di Gunung Selok.
Meski disebut jambe pitu namun di sana tidak ada pinang berjumlah
pitu (tujuh). Tempat tersebut salah satu tempat yang digunakan
melestarikan aliran kejawen.
Menurut cucu juru kunci padepokan, Mbah Tomo Wiharjo di komplek Jambe
Pitu ada tiga petilasan yang dianggap keramat, yang dikunjungi ribuan
peziarah. Petilasan menjadi keramat ada pusakanya seperti Petilasan
Sang Hyang Wisnu Murti dengan dua pusakanya yaitu Kembang Wijayakusuma
atau Eyang Lengkung Kusuma serta Cakra Baskara atau Eyang Lengkung
Cuwiri.
Artikel Bagus.
BalasHapusMudah2an kapan2 bisa mampir ke sini.
Bila ada yang punya peta kroya, di mana ada tercantum nama jalan atau dusun, mohon saya dikirimi lewat e-mail.
Salam kenal dan matur nuwun.
Sam Ragil. inang39@gmail.com. www.tabulampot.net
@Unknown Terimakasih Mas Sam Ragil, mampir ketempat kami, mungkin di arsip kecamatan Kroya ada Peta yang seperti mas maksud
BalasHapus